"Sekiranya
mereka tahu khasiat herba herba kita niscaya mereka sanggup menukarkannya
meskipun dengan ketulan-ketulan emas"
Sang
Herbalis Tahukah tuan siapa sang herbalis
herbalis bukanlah perawat biasa
Dia tidak berada di bilik-bilik rumah sakit
Dia tidak berada di ruang-ruang perkantoran
Sebab dia tidak terkurung pada ruang dan waktu
herbalis bukanlah perawat biasa
Dia tidak berada di bilik-bilik rumah sakit
Dia tidak berada di ruang-ruang perkantoran
Sebab dia tidak terkurung pada ruang dan waktu
Tahukah tuan
siapa sang herbalis itu ???
Dia adalah manusia yang merawat hati
Dia adalah manusia yang merawat hati
Siapa yang
tidak mengenal sosok Tuan Haji Ismail bin Ahmad? Bagi anggota Herba Penawar
Al-Wahida (HPA) pastilah mengenalnya. Tuan Haji, begitu biasa beliau disapa,
memang pendiri dan sekaligus pemilik HPA.
Lahir di
desa Jejawi Perlis, Malaysia pada 1 Juni 1963, Tuan Haji membuktikan dirinya
salah satu putera terbaik Malaysia yang sukses menjadi pengusaha, juru dakwah
dan tabib muslim. Salah satu ucapan beliau yang menjadi motto HPA di seluruh
Asia Tenggara.
"Kita
harus menolong umat Islam agar kembali bangkit menuju kejayaan. Siapa lagi
kalau bukan kita? Kapan lagi kalau bukan dari sekarang?"
Untuk
mewujudkan itu semua beliau berpijak pada dua misi besar yang kini tengah
dikembangkannya hingga Eropa dan Timur Tengah, yaitu membangun ekonomi umat
Islam dan menciptakan obat-obatan yang berkualitas tinggi yang diolah secara
Islami.
HPA
merupakan multi level marketing (MLM) yang berstatus syariah. Stempel syariah
di sini bukanlah main-main atau sekadar simbol belaka, namun harus melewati
beberapa persyaratan ketat yang harus dilalui seperti: produk yang dijual harus
halal, sistemnya adil, dan yang terpenting adalah keuntungan dari perniagaan
itu mestilah dikembalikan kepada umat Islam.
Keprihatinan
Tuan Haji terhadap obat-obatan yang beredar dewasa ini tanpa memperdulikan
halal dan haram menyebabkan beliau memproduksi sendiri obat-obatan alami
(herba) yang berkualitas tinggi dan diproses secara hati-hati melalui teknologi
modern tapi tetap memegang teguh prinsip-prinsip dan etika Islam.
Terbukti
semua produk HPA mendapat pengakuan dari WHO (Badan Kesehatan Dunia) dengan
memberi sertifikat Good Manufacturing Product (GMP) pada tahun 1999, merupakan
pengakuan tertinggi untuk kualitas dan khasiat produk herba tersebut. HPA
merupakan perusahaan kedua di Malaysia yang mendapat sertifikasi dari WHO untuk
bidang obat-obatan.
Siapapun
yang berjumpa dengan Tuan Haji pastilah enggan untuk berpisah. Entah mengapa
seola-olah terdapat kesejukan, kedamaian dan ketenangan tersendiri ketika
bersama-sama dengan beliau. Tutur katanya, murah senyumannya, keluasan ilmunya
dan ketawadhuannya seolah menjadi magnet yang mampu memikat setiap orang yang
berada di dekatnya.
Simaklah
penuturan wartawan harian Metro, Zainuddin Zain, ketika berjumpa dengan beliau
akhir April 2006 lalu. "Orangnya cukup sederhana sekalipun memiliki
rangkaian perniagaan berjuta ringgit. Ketika ahli setarafnya bergaya dengan
banglo (bungalow), beliau lebih selesa (suka) menetap di rumah pusaka (warisan)
keluarganya yang beratap rumbia dan berdinding buluh." ungkap Zainudin.
Wartawan
Metro itu lebih tercengang ketika Tuan Haji berkata mengenai dirinya:
"saya lebih selesa (suka) jika orang lebih mengenal produk dan syarikat
(perusahaan) ini daripada diri saya."
Saat ini,
Tuan Haji memperkerjakan 350.000 tenaga ahli di seluruh Malaysia, beberapa
pabrik dan rumah sakit di Malaysia dan satu pabrik di Indonesia, belum lagi
pekongsian (partnersip) dengan berbagai pejabat di berbagai negara Asia Tenggara.
Yang
menarik, hobi Tuan Haji sejak berusia 12 tahun adalah senang bermain di hutan.
Lulusan Universitas Putra Malaysia (UPM) tahun 1985 ini memang gemar masuk
hutan. Yang dicari adalah pokok herba dan akar kayu. Malah dengan posisinya
sekarang sebagai Direktur Utama HPA, beliau tetap menyediakan waktu 2-3 hari
dalam sebulan untuk memasuki hutan. Tidaklah mengherankan bila hampir semua
sudut hutan dan bukit di sekitar Perlis dan Kedah pernah dijelajahi beliau.
Pengalaman
yang menarik ketika menjelajahi hutan adalah ketika menemukan sejenis garam di
puncak gunung Jerai yang cukup berkhasiat untuk penyakit diabetes. Saat yang
tepat untuk mengambilnya, menurut Tuan Haji, ialah selepas kambing gurun
menjilat garam tersebut. Dan kambing itu hanya datang pada waktu tertentu saja.
Pengalaman
lainnya ketika menemukan 'batu leleh' yang ukurannya sebesar pelukan orang
dewasa yang mempunyai fungsi banyak keistimewaan terutama berfungsi sebagai
penyerap racun dan bernilai ratusan ribu ringgit.
Dari hobinya
bemain di hutan, lalu menggiring beliau masuk UPM fakultas pertanian. Selepas
dari UPM, beliau berkerja di LPP (Lembaga Pertumbuhan Peladang) Kampung Kok
Kelang, dekat Padang Sidin di Perlis. Bakat luar biasa Tuan Haji di bidang
herba ternyata membuahkan hasil, yakni memenangi anugerah Hari Q (qualiti) oleh
Jabatan Perdana Menteri (JPM), dan bonusnya pun terbang ke Indonesia.
Di
Indonesia, Tuan Haji sempat melawat ke beberapa pabrik jamu tradisionil seperti
Mustika Ratu dan Nyonya Meneer. Dari lawatan tersebut, beliau berpikir mengapa
tidak membuat hal serupa di Malaysia, padahal permintaan untuk obat-obatan
alami sangat tinggi pada waktu itu.
Lalu Tuan
Haji bersama isterinya, Puan Hajjah Norhayati bin Hj. Ahmad berjualan di pasar
malam dengan mengendarai sepeda. Usahanya ini sebenarnya telah dilakukan ketika
beliau masih duduk di UPM, sehingga tidak banyak rekan-rekan seuniversitas baik
yang senior maupun yunior mengenal beliau sebagai pedagang obat pasar malam.
Ketika
bersama isterinya berjualan sambil menggelar dagangan di kaki lima, sang isteri
berkata kepada beliau, "Abi, kapan kita mempunyai rumah yang berada di
atas angin di bawah awan?" Tuan Haji menjawab, "Sabarlah, nanti juga
Allah berikan jika memang Allah mengizinkan."
Perlahan
tapi pasti, usaha dagang Tuan Haji yang dilakukan di pasar malam dan dari rumah
ke rumah untuk mengumpulkan modal ternyata membuahkan hasil. Pada tahun 1997,
didirikanlah Herba Penawar Al-Wahida. Wahida sendiri diambil dari nama anak
sulung beliau Wahida yang kini berusia 18 tahun.
Impian
isteri untuk memperoleh rumah di atas angin di bawah awan, maksudnya seperti
villa, akhirnya terpenuhi. Setelah beberapa lama tinggal di rumah yang baru
tersebut, puan hajjah Norhayati Ahmad, kembali bertanya kepada suaminya,
"Abi, apakah rumah ini bisa mengantarkan kita ke surga?" Tak lama
kemudian, rumah itu pun dijual lalu kembali ke kampung halamannya.
Prinsip Tuan
Haji dalam berbisnis adalah selalu mengalah dan tidak pernah menzalimi orang
lain (lawan bisnisnya) kendati pihaknya yang justru berada dalam kondisi yang
dizalimi dan dirugikan. "Ketika peluang bisnis kita diambil oleh orang
lain, sesungguhnya kita sedang mendapatkan kesempatan peluang-peluang bisnis
lain yang lebih banyak dan lebih besar," tuturnya.
Yang
menarik, selain dikenal sebagai pengusaha, Tuan Haji juga dikenal piawai dalam
berdakwah. Ketika berbicara masalah agama, beliau seolah-olah nampak seperti
seorang da'i. Nasehat-nasehatnya mampu menyejukkan hati setipa orang di
sekitarnya. Ceramah-ceramahnya mampu membakar semangat juang setiap orang yang
mendengarnya.
"Mensyukuri
nikmat itu bisa saja dengan cara memberikan sedikit infaq kepada peminta
sedekah di tepi jalan atau ke masjid-masjid yang sedang membutuhkan dana untuk
pembangunan dan sebagainya. Dahulu kita tidak dapat mendapatkan keuntungan dari
niaga ini, kemudian tiba-tiba dikaruniakan Allah dengan keuntungan. Walaupun
keuntungan itu hanya sebesar Rp 20.000, tapi kita harus ingat bahwa keuntungan
itu merupakan kurnia dari Allah. Apalagi bila sudah diberi keuntungan jutaan ringgit.
Maka, infakkanlah... infakkanlah... infakkanlah... berikanlah...
keluarkanlah... Insya Allah uang yang kita keluarkan akan ditambah lagi oleh
Allah. Bersihkanlah harta-harta kita dengan berinfak supaya kesenangan itu
dapat dirasakan pula oleh teman-teman kita, jiran-jiran kita dan juga kaum
kerabat kita," kata Tuan Haji dalam setiap sambutannya.
Ada satu
cerita yang menarik, beliau pernah memberi bingkisan berisi sembako dan uang ke
setiap rumah orang miskin di kampungnya di setiap akhir bulan selama tiga
tahun. Yang unik, tidak satupun para tetangganya itu tahu siapa yang telah
meletakan sembako dan uang di depan pintu mereka, padahal peristiwa itu
berjalan selama 3 tahun. Bahkan, salah seorang tetangganya pernah berkata,
"Ada seorang yang berhati malaikat tapi kami tidak tahu siapa dia, setiap
akhir bulan selalu memberi makanan dan uang. Tidak seperti orang kaya sebelah
rumah saya ini, tidak pernah kasih kami apa-apa," ujarnya sambil menunjuk
ke rumah tuan haji.
Di dalam
bidang ilmu kesehatan dan obat-obatan, seolah-olah beliau adalah seorang pakar
yang terkenal. Keluasan ilmu pengetahuannya di bidang ini melebihi dokter
handal sekalipun, meski beliau tidak pernah mengenyam pendidikan kedokteran
secara formal. Tapi, untuk menjadi seperti sekarang ini, beliau mengaku belajar
hampir ke banyak guru terapi hingga tujuh tahun lamanya.
Tak
mengherankan jika Tuan Haji sangat pandai dan tepat dalam mendiagniosa penyakit
seseorang dalam waktu singkat. Suatu kali ketika beliau berkunjung ke Palembang
sudah ditunggu sebanyak 200 pasien yang ingin berobat. Pasien sebanyak itu
hanya membutuhkan waktu dua jam untuk pengobatan. Caranya, dengan menginjak
punggung (kiropraktik) pasien.
Wartawan
Metro, Zainuddin Zaid, yang mengunjungi pabrik HPA di kawasan industri Kuala Perlis
terkesima ketika meminta Tuan Haji untuk mendiagnosa penyakit yang dideritanya.
Ia sungguh suprise, karena apa yang dikatakan oleh tuan haji tepat sekali,
bahkan lebih tepat dari diagnosa dokter yang dia lakukan dua hari sebelumnya.
Ia lebih
terkejut lagi dengan peraturan yang mengharuskan setiap pegawai HPA ketika
bekerja harus dalam keadaan berwudhu, hanya wanita yang sedang haid diberikan
kelonggaran. Tujuannya, untuk memastikan supaya produk yang dikeluarkan
mendapat ridho dari Allah.
Memang, syair
yang ditulis Tuan Haji berjudul 'Sang Herbalis' seolah menggambarkan sosok
dirinya yang berusaha selalu ada di mana-mana tanpa bisa disekat oleh ruang dan
waktu. Tujuannya hanya satu, merawat hati. Hati yang bahagia dan tentram
merupakan kekuatan fitrah untuk membangkitkan daya tahan dan semangat hidup
orang-orang yang sebelumnya telah berada pada tepi keputusasaan.
Merawat hati
bukanlah sekadar kata-kata yang santun. Tapi, lebih dari itu, beliau telah
melakukan dan akan terus dilakukan hingga senyum bisa kembali mengembang pada
bibir setiap orang yang membutuhkan perawatan.
"Orang yang paling hebat adalah orang yang
sederhana dalam berkata dan brilian dalam bertindak." (Confusius, Filsuf
China)